Sound of Nanggroe : Ketika Warkop Berubah Jadi Panggung Ajaib!

“Kami ingin seni dan budaya tidak hanya hidup di panggung formal, tapi juga hadir di ruang-ruang publik seperti warkop, agar makin dekat dengan masyarakat.” ujar Made

 

Banda Aceh — Dalam rangka menyemarakkan keberagaman seni dan budaya Aceh serta memperkuat semangat kebersamaan lintas komunitas, kembali digelar Pagelaran Seni dan Budaya “Sound of Nanggroe Vol.6” yang mengangkat tema “Ngopi Reggae bareng Made In Made”, bertempat di Warung Kopi Taman Budaya (Warkop TB), Banda Aceh pada Sabtu, 31 Mei 2025, pukul 16.00 – 18.30 WIB.

Acara ini merupakan kelanjutan dari rangkaian kegiatan budaya yang sebelumnya telah sukses digelar pada 15 September 2024 dalam perayaan “Aceh Coffee Day” bertempat di Hotel Hermes Palace. Kini, dengan pendekatan yang lebih dekat kepada publik, “Sound of Nanggroe Vol.6” menyuguhkan kolaborasi seni di ruang terbuka publik yang lebih santai dan inklusif.

Rangkaian Kegiatan:

Sebelum sesi utama berlangsung, sejak siang hari pukul 13.30 WIB, telah dilakukan aksi sosial berupa Donor Darah bekerja sama dengan PMI Kota Banda Aceh bersama komunitas kemanusiaan Awak Droe Only (ADO) dengan aksi rutinnya bernama Adonorday, dan. Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat dan relawan lokal.

Pada pukul 14.00 WIB, sesi Class Cupping Coffee dimulai, dipandu oleh tim dari Gayo Best Coffee Lab. Kegiatan edukatif ini mengenalkan publik pada cita rasa kopi Gayo secara mendalam, dengan kuota terbatas 8 peserta. Sore harinya dilanjutkan dengan Fun Brewing Jam bersama Etkin Brewer yang mempersembahkan seduhan kopi terbaik dari finalis Best of Gayo.

Puncak acara berlangsung mulai pukul 16.00 WIB, menampilkan: Pertunjukan Musik Reggae oleh Made In Made, Pertunjukan Puisi, Tari, dan Live Painting dan Fun Games & Doorprize menarik dari para sponsor dan rekanan.

Ramadhan Moeslem Arrasuly, selaku inisiator acara, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi wadah ekspresi bagi pelaku seni dan komunitas kreatif, serta menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Aceh.

“Kami ingin seni dan budaya tidak hanya hidup di panggung formal, tapi juga hadir di ruang-ruang publik seperti warkop, agar makin dekat dengan masyarakat. Semoga acara ini menginspirasi kegiatan serupa di masa depan.”

Di sisi lain, Verri Al-Buchari, mewakili Komunitas Kemanusiaan Awak Droe Only (ADO), menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Made selaku inisiator acara:

“Kami sangat berterima kasih kepada Made dan seluruh seniman yang telah berkolaborasi dalam kegiatan ini. Sebagai komunitas yang rutin mengadakan aksi donor darah, kami merasa terharu melihat kepedulian seniman terhadap isu kemanusiaan, khususnya ketersediaan darah di Banda Aceh. Semoga kolaborasi seperti ini semakin sering terjadi di masa depan, karena seni dan kemanusiaan adalah dua hal yang jika disatukan, bisa menjadi kekuatan besar untuk membantu sesama.”

Dukungan untuk kegiatan ini juga datang dari berbagai pihak, di antaranya UPTD Taman Seni Budaya Aceh, PMI Kota Banda Aceh, portal media Ruangpublik.id, serta berbagai media online dan komunitas lintas sektor yang turut menyatukan langkah dalam semangat kolaborasi dan kemanusiaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed