“Ini bukan yang pertama. Sudah berulang kali Baitul Mal gagal merespons cepat situasi kemanusiaan. Saya minta Bupati segera copot Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh Utara. Sudah tak layak memegang amanah,” tegas Nekjir
Aceh Utara – Seorang anak yatim piatu berusia 13 tahun bernama Sultan, asal Gampong Blang Pha, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara, meninggal dunia pada Jumat (20/6/2025) setelah berjuang melawan penyakit saraf kejepit akut. Keterlambatan bantuan dari Baitul Mal Aceh Utara menjadi sorotan tajam, bahkan dianggap sebagai bentuk pengabaian terhadap instruksi langsung dari Bupati Aceh Utara, H. Ismail A. Jalil (Ayah Wa).
Wakil Pimpinan DPRK Aceh Utara, H. Jirwani Ibnu, mengecam keras lambannya respon Baitul Mal dalam membantu pembiayaan pengobatan Sultan, meski arahan langsung sudah diberikan oleh Bupati saat menjenguk Sultan sebelumnya.
Baca juga : Wakil Ketua DPRK: Baitul Mal, Kembalikan Proposal Rakyat!

“Ayah Wa sudah perintahkan langsung ke Baitul Mal agar membantu Sultan. Tapi faktanya, hingga meninggal pun Sultan tidak mendapatkan sentuhan bantuan apapun dari Baitul Mal. Ini bukan hanya abai, tapi juga memalukan,” ujar Nekjir, politisi dari Partai Adil Sejahtera (PAS), dengan nada geram, Jum’at (20/6/2025).
Sultan sebelumnya dirawat di RSUD Cut Meutia dan dirujuk ke Rumah Sakit Zainal Abidin pada 6 Mei 2025. Namun hingga ia menghembuskan napas terakhir, bantuan yang dijanjikan tak kunjung datang.
Nekjir mendesak Bupati Aceh Utara untuk segera mengevaluasi kinerja Kepala Sekretariat dan pejabat terkait di Baitul Mal Aceh Utara.
“Ini bukan yang pertama. Sudah berulang kali Baitul Mal gagal merespons cepat situasi kemanusiaan. Saya minta Bupati segera copot Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh Utara. Sudah tak layak memegang amanah,” tegasnya.
Kunjungan Bupati Aceh Utara ke kediaman Sultan sebelumnya turut dihadiri oleh Ketua DPRK Aceh Utara, Arafat Ali, SE, MM. Namun keberadaan pejabat tinggi tersebut nyatanya tak mampu menggugah tanggung jawab moral Baitul Mal Aceh Utara.
Kasus ini kembali menguak persoalan klasik lemahnya respon sosial dari lembaga pengelola dana umat di Aceh Utara. Masyarakat pun menanti tindakan tegas dari Bupati untuk membenahi lembaga yang semestinya menjadi garda terdepan dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.