Innalillahi… Ulama Kharismatik Waled Nura Tutup Usia

Betul, jenazah Waled Nura masih di Jakarta. Saat ini sedang diurus untuk kepulangannya. Insyaallah akan dibawa pulang ke Aceh besok,” ujar Aban Dr Muttaqien

 

Banda Aceh – Kabar duka datang dari Aceh. Tokoh ulama kharismatik yang juga anggota DPR Aceh, Tgk H Rasyidin bin Ahmad atau yang akrab disapa Waled Nura, meninggal dunia pada Rabu (11/6/2025) di Jakarta.

Waled Nura mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, sekitar pukul 18.38 WIB.

Saat ini, jenazah almarhum masih berada di Jakarta dan sedang dalam proses pengurusan untuk dipulangkan ke Aceh.

“Betul, jenazah Waled Nura masih di Jakarta. Saat ini sedang diurus untuk kepulangannya. Insyaallah akan dibawa pulang ke Aceh besok,” ujar Aban Dr Muttaqien, Pimpinan Dayah YPI Nurur Rasyad Al-Aziziyah, Rabu malam.

Terkait lokasi pemakaman, pihak keluarga menyampaikan bahwa keputusan akan diambil setelah musyawarah lebih lanjut.

Meninggal karena Penyakit Langka

Waled Nura dilaporkan mengidap penyakit langka sebelum wafat. Gejala awal mulai muncul usai dirinya menyelesaikan rangkaian agenda di Jakarta beberapa hari lalu. Awalnya hanya berupa kesemutan dan nyeri otot, kondisi itu memburuk dengan cepat.

Setelah dirawat di rumah sakit, tim medis menduga Waled Nura mengidap Guillain-Barré Syndrome (GBS) — kondisi langka di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sistem saraf tepi, menyebabkan kelemahan otot hingga kelumpuhan.

Sebagai tokoh penting di Partai PAS Aceh dan anggota DPR Aceh, aktivitas Waled Nura dikenal padat. Saat rombongan partainya telah kembali ke Aceh, Waled Nura masih menyelesaikan beberapa agenda pribadi di Jakarta sebelum akhirnya jatuh sakit.

Kabar sakitnya segera dikabarkan kepada keluarga besar di Aceh. Sejumlah kerabat langsung terbang ke Jakarta untuk mendampingi beliau hingga akhir hayat.

Kepergian Waled Nura meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Aceh, terutama kalangan pesantren dan dunia politik lokal yang kehilangan salah satu sosok ulama kharismatik sekaligus negarawan yang disegani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *